Nabi Saw adalah teladan terbaik. Lihat kalau Nabi beribadah, semua orang
mengakui beliau merupakan sosok pribadi yang paling “jago” ibadahnya. Lihat kalau shalat, beliau benar-benar fokus sehingga dapat
melaksanakannya dengan tenang (tumakninah), tidak keburu-buru, disiplin,
dan selalu di awal waktu. Padahal antara Nabi dengan kita sama-sama mempunyai
waktu 24 jam. Dan, kesibukan beliau sebagai pemimpin umat melebihi kesibukan kita. Toh Nabi bisa mengamalkan ibadah
dengan sempurna.
Dalam berdakwah memperbaiki peradaban umat manusia,
Nabi dikenal sangat sukses. Hasil penelitian tokoh non Muslim terhadap 100
tokoh-tokoh besar dunia dunia, Nabi SAW ditempatkan
pada urutan pertama sebagai orang paling sukses mengubah peradaban manusia. Dalam
kurun waktu 23 tahun berjuang, manusia jahiliyah diubah sehingga menjadi
seperti sekarang ini
.
Kisah-kisah.com |
Bagaimana Nabi memanfaatkan waktu istirahat?
Beliau benar-benar menerapkan ketentuan Allah SWT yang menegaskan bahwa siang
untuk bekerja, malam untuk istirahat. Keteraturan ini menyebabkan fisik beliau
selalu segar dan sehat. Selama hidupnya hanya sekali sakit, itu pun sakit ringan.
Kecerdikannya memenej waktu menjadikan nabi bisa istirahat secara cukup, dan semua
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik tidak terbengkalai, disiplin dan
tertib.
Untuk keluarga? Nabi adalah suami yang baik.
Ia bisa membagi waktu untuk kepentingan keluarganya sehingga dikenal sangat
mesra, menghargai wanita, dan mampu mencerahkan para istrinya sehingga semuanya
menjadi wanita solehah. Di tengah kesibukannya, Nabi sempat menjahit sendiri
bajunya yang robek, atau mencuci sendiri bajunya yang kotor …Nabi masih sempat
bermain-main dengan cucunya, dsb.
Sedangkan kita? Sering mengeluh kurang waktu. Orang
seperti ini baru sadar akan pentingnya waktu dan harus dimenej dengan baik ketika
melihat ada keranda mayat membawa jenazah lewat di depannya. Cepat atau lambat dirinya
juga dinaikkan keranda seperti jenazah itu. Dia sadar selama ini salah urus terhadap
waktu sehingga waktu 24 jam dihabiskan untuk hal-hal yang mubadzir, foya-foya, melakukan
kemungkaran dan menjauh diri dari Allah sehingga melupakan persiapan akhiratnya.
Orang seperti ini akhirnya menyesal sedalam-dalamnya.
Ingatlah, waktu berlalu, tak bisa diulang. Waktu
terus melangkah ke depan. Siap atau tidak siap, sangu cukup atau kurang, waktu
harus terus bergerak. Orang yang lengah mengisi waktu dengan kebaikan, oleh Al Quran
disebut sebagai golongan manusia khosiriin
(orang yang rugi).
Dalam Al Quran Allah SWT beberapa kali
bersumpah menggunakan kata “waktu”. Misalnya, demi masa, demi waktu dhuha, demi
waktu malam, dsb. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya waktu. Allah
mengingatkan kepada hamba-Nya bahwa waktu sangat terbatas sehingga harus pandai memanfaatkannya dengan amal
sholeh. Semoga kita pandai menggunakan waktu sehingga tidak merugi di hadapan
Allah SWT.
Berjanjilah kepada Allah bahwa akan mengisi
waktu ini dengan sebaik-baiknya. Saya kira pembaca sepakat dengan penulis bahwa
hari ini bukan kemarin, dan hari esok belum tentu dapat kita raih, karena kita
tidak tahu apakah Allah masih memberi kesempatan dan umur kepada kita. (*)
0 komentar:
Posting Komentar